BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah teori organisasi umum 2 pada tahun
ajaran ATA 2012/2013. Dan sekaligus untuk memenuhi nilai revisi kami yang
disebabkan kesalahan bentuk penulisan pada makalah kami pada kesempatan yang
lalu. Pada materi revisi kali ini materi berisi tentang pengertian biaya
produksi, komponen biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi, perhitungan
biaya produksi maupun penerimaan dan jenis-jenis dari penerimaan. Semoga
makalah kami dapat bermanfaat bagi pembaca untuk membantu menambah wawasan dan
pengetahuan kita dalam dunia perekonomian diindonesia agar dapat juga
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2
Rumusan Masalah.
1. Pengertian
biaya produksi dan penerimaan
2. Jenis-jenis
biaya produksi dan penerimaan
3. Perhitungan
biaya produksi dan penerimaan
1.3
Tujuan.
Agar
kami semua dapat memahami isi dari makalah ini sebagai bahan nilai maupun bahan
kesuksesan dimasa yang akan datang dimana nilai-nilai dan perekonomian sangat
penting bagi public maupun pembaca yang ingin menguasai dan menerapkan
materi-materi yang tercantum dalam makalah ini yang sebelumnya belum diketahui
maupun hanya sebagai data pembanding atau susunan referensi untuk berbagai
macam aspek ilmu pengetahuan khususnya dalam segi ilmu ekonomi .
Bab II
PEMBAHASAN
1. BIAYA PRODUKSI (COST)
Biaya produksi
diartikan sebagai keseluruhan faktor produksi yang dikorbankan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk. Dalam kegiatan perusahaan, kegiatan produksi
dihitung bedasarkan jumlah produk yangsiap dijual. Biaya produksi sering
disebut ongkos produksi. Sebagian
ahli ekonomi kemudian mengatakan bahwa biaya produksi adalah keseluruhan biaya
yang dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai dipasar,
atau sampai ke tangan konsumen.
Dengan demikian,
menurut pengertian yang kedua ini, biaya angkut, biaya bongkar muat, biaya
penyimpanan digudang, dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga
produk itu sampai ke tangan konsumen, dapat dikategorikan sebagai biaya
produksi.
a.
Komponen
biaya produksi.
Bedasarkan
pengertian tersebut, biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur :
-
Bahan
baku atau bahan dasar, termasuk barang setengah jadi,
-
Bahan-bahan
pembantu atau bahan-bahan penolong,
-
Upah
tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga top manager,
-
Penyusutan
peralatan produksi,
-
Bunga
modal,
-
Sewa
( gedung, peralatan atau yang lain ),
-
Biaya
penunjang ( biaya transportasi atau angkutan dsb ),
-
Biaya
pemasaran,
-
Pajak
perusahaan.
Untuk
mempermudah berbagai unsur biaya tersebut maka dikelompokkan menjadi tiga
komponen biaya, yaitu :
-
Komponen
bahan biaya, meliputi semua jenis bahan yang berkaitan langsung dengan
produksi,
-
Komponen
biaya gaji atau upah tenaga kerja,
-
Komponen biaya umum (biaya overhead pabrik), meliputi semua
pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi.
-
2.
JENIS-JENIS BIAYA PRODUKSI
Penggolongan
biaya produksi dapat didasarkan atas berbagai segi, baik segi biaya produksi
bedasarkan sifatnya, bedasarkan perhitungan total maupun bedasarkan perhitungan
rata-rata.
a. Bedasarkan
sifatnya, biaya produksi dapat digolongkan sebagai berikut :
-
Biaya tetap/fixed cost (FC) yaitu biaya yangdalam periode waktu tertentu
jumlahnya tetap, tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan, contohnya
penyusutan peralatan, sewa gedung dsb.
-
Biaya variable/variable cost (VC) yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah biaya
variabelnya, contohnya biaya bahan baku, bahan bakar dsb.
b. Bedasarkan
perhitungan total, ada tiga macam biaya, yaitu :
-
Biaya tetap total/total fixed cost (TFC) adalah jumlah seluruh biaya tetap yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
-
Biaya variable total/total variable cost (TVC) adalah jumlah
seluruh biaya variable yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan
sejumlah produk,
-
Biaya total/total cost (TC) adalah jumlah seluruh biaya tetap dan biaya
variable yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk
dalam suatu periode tertentu. Bedasarkan pengertian ini, biaya total dapat
dirumuskan :
·
TC = TFC + TVC
c. Bedasarkan
perhitungan rata-rata, ada empat macam konsep biaya, yaitu :
-
Biaya tetap rata-rata/average fixed cost (AFC) adalah biaya
tetap yang dibebankan pada setiap unit produksi yang dihasilkan. Besar AFC
dapat dihitung dengan cara membagi TFC dengan Q, sehingga rumusnya :
·
AFC =
Karena
besar TFC dalam periode waktu tertenu tetap, maka semakin banyak Q, AFC akan
semakin kecil.
-
Biaya variable rata-rata/average variable cost (AVC) ialah biaya
variable yang dibebankan pada tiap produk yang dihasilkan. AVC dapat dihitung
dengan cara membagi TVC dengan Q. Sehingga rumusnya :
·
AVC =
-
Biaya rata-rata/average cost (AC) ialah biaya produksi per unit produk yang
dihasilkan. Besarnya AC dapat dihitung dengan cara menjumlahan AFC dan AVC,
atau dengan cara membagi TC dengan Q. Sehingga rumusnya :
·
AC = AFC + AVC atau AC =
d.
Bedasarkan perubahan nilai biaya,
hanya ada satu konsep biaya, yaitu sebagai berikut. Biaya marginal/marginal cost (MC) merupakan biaya
tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang dihasilkan.
Munculnya MCkarena adanya perluasan produksi yang dilakukan perusahaan dalam
rangka menambah jumlah produk yangdihasilkan. MC dapat dihitung dengan cara
membagi tambahan TC (w
TC) dengan tambahan Q ( w
Q). Jadi, rumusnya :
·
MC =
Karena
dalam jangka pendek besar TFC selalu tetap, w
TC akan selalu sama dengan w
TVC. MC untuk jangka pendek dapat juga dihitung dengan cara membagi w TVC dengan w Q. Jadi, rumus untuk jangka pendek
dirumuskan :
·
MC =
Besar
MC dapat berubah-ubah sesuai perubahan harga biaya variable yang terjadi. Jika
harga biaya variable naik, MC juga akan naik. Sebaliknya, jika harga variable
turun, MC juga akan turun.
3.
PERHITUNGAN BIAYA
Untuk
memperjelas pemahaman terhadap ketiga konsep biaya tersebut, anda dapat
melihatnya dengan contoh berikut.
Kuantitas
(
unit )
|
Total
fixed cost
(
Rp )
|
Total
variable cost
(Rp)
|
Total
cost
(Rp)
|
10
|
3.000
|
2.000
|
5.000
|
20
|
3.000
|
4.000
|
7.000
|
30
|
3.000
|
6.000
|
9.000
|
40
|
3.000
|
7.500
|
10.500
|
50
|
3.000
|
9.000
|
12.000
|
60
|
3.000
|
10.000
|
13.000
|
70
|
3.000
|
11.500
|
14.000
|
80
|
3.000
|
13.500
|
16.500
|
Untuk
memperjelas perhitungan biaya rata-rata, perhatikan contoh berikut :
Q
|
TFC
|
TVC
|
TC
|
AFC
|
AVC
|
AC
|
MC
|
10
|
40
|
20
|
60
|
4
|
2
|
6
|
-
|
20
|
40
|
40
|
80
|
2
|
2
|
4
|
2
|
30
|
40
|
55
|
95
|
1,33
|
1,83
|
3,16
|
1,50
|
40
|
40
|
65
|
105
|
1
|
1,63
|
2,63
|
1
|
50
|
40
|
77
|
117
|
0,80
|
1,54
|
2,34
|
1,20
|
60
|
40
|
92
|
132
|
0,67
|
1,53
|
2,20
|
1,50
|
70
|
40
|
112
|
152
|
0,57
|
1,60
|
2,17
|
2
|
80
|
40
|
137
|
177
|
0,50
|
1,71
|
2,21
|
2,50
|
Bedasarkan
informasi pada tabel diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
a.
Pada
tahap awal, ketika perusahaan melakukan perluasan produksi ( memperbesar Q),
keempat jenis biaya rata-rata tersebut menunjukan penurunan
b.
Setelah
mengalami penurunan, MC menunjukan kenaikan lebih dahulu, baru diikuti kenaikan
AVC, dan yang terakhir adalah AC
c.
Selama
peruahaan memperbesar Q nya, AFC tidak pernah menunjukan kenaikan, tetapi justru menunjukan penurunan.
4.
PENERIMAAN
( REVENUE )
Proses
produksi yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan sejumlah produk. Produk
inilah yang akan menjadi sumber penerimaan bagi peruahaan setelah produk
terjual. Oleh karena itu, penerimaan perusahaan dapat diartikan sebagai
sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas penjualan produk yang
dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi, penerimaan perusahaan disebut juga revenue.
Besar
penerimaan perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk yang
terjual dan harga produk tersebut. Semakin besar jumlah produk yang terjual dan
semakin tinggi harga produk tersebut, penerimaan perusahaan akan semakin besar.
Sebaliknya, semakin rendah jumlah produk yang terjual dan semakin rendah
harganya maka semakin kecil penerimaan yang diterima perusahaan. Oleh karena
itu, harga sangat berpengaruh terhadap revenue.
Tingkat
harga ditentukan oleh strukur pasar. Pada pasar persaingan sempurna, harga barang bersifat konstan. Adapun pada
persaingan pasar tidak sempurna, harga cenderung turun.
5.
JENIS-JENIS
PENERIMAAN PERUSAHAAN
Penerimaan
perusahaan dapat dibedakan menjadi penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan
penerimaan marginal. Berikut uraian lengkap mengenai ketiga penerimaan
tersebut.
a.
Penerimaan
total/total revenue (TR)
Penerimaan
total ialah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari penjualan produk yang
dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah seluruh
produk yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Secara matematis,
perhitungan itu dapat dirumuskan :
·
TR = Q x P
b.
Penerimaan
raa-rata/average revenue (AR)
Penerimaan
rata-rata ialah penerimaan per unit produk yang terjual. Penerimaan rata-rata
dapat dihitung dengan cara membagi penerimaan total perusahaan dengan jumlah
produk yang terjual. Secara matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :
·
AR =
Keterangan
:
AR
=
penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total perusahaan
Q = jumlah produk yang dihasilkan, dan
diasumsikan semuanya terjual
Karena
TR = Q x P, maka :
·
AR =
sehingga AR =
P
c.
Penerimaan
marginal/marginal revenue (MR)
Penerimaan
marginal ialah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk yang
terjual. Penerimaan marginal dapat dihitung dengan cara membagi tambahan
penerimaan total perusahaan dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Secara
sistematis, perhitungannya dapat dirumuskan :
·
MR =
Keterangan
:
MR
=
penerimaan marginal
diasumsikan semuanya terjual.
6.
PERHITUNGAN PENERIMAAN PERUSAHAAN
Untuk memperjelas pemahaman mengenai
konsep TR, AR, dan MR, anda dapat melihatnya pada tabel berikut. Perhitungan
ini didasarkan pada kecenderungan menurunnya harga dengan semakin banyaknya
barang yang dijual.
Quantity (unit )
|
Price (Rp)
|
TR (Rp)
|
AR (Rp)
|
MR (Rp)
|
1
|
50
|
50
|
50
|
0
|
2
|
47
|
94
|
47
|
44
|
3
|
40
|
160
|
40
|
33
|
4
|
32
|
192
|
32
|
16
|
5
|
28
|
196
|
28
|
4
|
6
|
24
|
192
|
24
|
-4
|
7
|
20
|
180
|
20
|
-12
|
Jika
P tetap meskipun Q bertambah, pertambahan TR akan sebanding dengan pertambahan
Q. Artinya jika Q ditambah 10% TR juga akan bertambah 10%. Sementara itu, AR
tetap sama dengan P. Begitu pula MR akan samadengan P. Ini disebabkan tambahan
TR sebanding dengan tambahan Q sehingga MR = P.
7. LABA DAN RUGI ( PROFIT AND LOSS )
Setelah
memahami konsep biaya produksi dan penerimaan perusahaan, anda akan dapat
menghubungkan kedua konsep tersebut. Apabila anda hubungkan antara biaya
produksi yang dikeluarkan perusahaan dan penerimaan yang diterima perusahaan,
anda akan menghadapi tiga kemungkinan, yaitu biaya lebih kecil dari pada
penerimaan atau biaya lebih besar dari penerimaan.
Jika
biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir laba (profit). Jika biaya lebih
besar dari penerimaan akan timbul rugi (loss), dan jika sama dengan penerimaan,
akan lahir konsep titik impas (break event point). Bedasarkan hubungan antara
biaya dan penerimaan tersebut, laba usaha (profit) dapat diartikan sebagai
kelebihan penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Dapat juga
dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih positif dari penerimaan perusahaan
atas biaya yang dikeluarkannya.
Adapun
rugi usaha dapat diartikan sebagai selisih negative dari penerimaan perusahaan
atas biaya yang dikeluarkannya. Sementara itu, titik impas dalam usaha dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa penerimaan perusahaan
sama dengan biaya yang dikeluarkannya. Dengan kata lain, dalam keadaan impas,
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
A.
Perhitungan
Laba dan Rugi Usaha.
Laba
dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara total maupun rata-rata.
-
Perhitungan secara total akan melahirkan
konsep laba total/total profit (TPF)
dan rugi total/total loss (TL). Laba
total merupakan jumlah seluruh laba yang diterima perusahaan sebagai akibat
dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total (TC) yang dikeluarkan
perusahaan. Dengan demikian, total profit dapat dihitung dengan rumus :
·
Total profit (TPF) = Total Revenue (TR)
– Total cost(TC)
Apabila
TC lebih besar daripada TR, TPF akan negative. TPF yang negative menunjukan
bahwa perusahaan mengalami kerugian atau besar rugi total (total loss).
-
Perhitungan secara rata-rata akan
melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF) dan konsep rugi
rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang diterima per unit
produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang diderita perusahaan per
unit produk.
Laba
rata-rata (APF) dapat dihitung dengan rumus :
·
APF =
atau APF = AR – AC
Sementara
itu, rugi rata-rata dapat dihitung dengan melihat nilai total profit. Jika
total profit bernilai negative, laba rata-rata juga akan bernilai negative,
perusahaan mengalami kerugian. Jika nilai total profit dan laba rata-rata yang
bernilai negative ( menjadi rugi total atau rugi rata-rata ) dimasukkan kedalam
tabel, tanda negative menyatakan suatu kerugian. Untuk memperjelas perhitungan
laba total dan laba rata-rata, serta rugi total dan rugi rata-rata dapat
dilihat pada tabel berikut.
Kuantitas
(Q)
|
Harga
(P)
|
Total
revenue (TR)
|
Total
cost (TC)
|
Total
profit (TP)
|
Keterangan
|
0
|
8
|
0
|
800
|
-800
|
Rugi
|
100
|
8
|
800
|
2.000
|
-1.200
|
Rugi
|
200
|
8
|
1.600
|
2.300
|
-700
|
Rugi
|
300
|
8
|
2.400
|
2.400
|
0
|
Impas
|
400
|
8
|
3.200
|
2.524
|
676
|
Laba
|
500
|
8
|
4.000
|
2.775
|
1.225
|
Laba
|
600
|
8
|
4.800
|
3.200
|
1.600
|
Laba
|
650
|
8
|
5.200
|
3.510
|
1.690
|
Laba
maksimal
|
700
|
8
|
5.600
|
4.000
|
1.600
|
Laba
|
800
|
8
|
6.400
|
6.400
|
0
|
Impas
|
8. KONSEP TITIK IMPAS ( BREAK EVEN POINT )
Tujuan
utama suatu perusahaan ialah untuk mendapat laba. Sebelum menetapkan laba,
perusahaan harus mengetahui dalam jumlah produk berapa perusahaan mencapai
titik impas, perhatikan contoh berikut
Sebuah
perusahaan roti bakpia ‘77’ setiap hari mengeluarkan biaya tetap total sebesar
Rp.50.000,00. Bedasarkan pengalaman, diketahui bahwa biaya variable rata-rata
Rp.50,00 per buah. Harga jual bakpia Rp.100,00 per buah. Untuk mencapai BEP,
berapa buah bakpia harus dihasilkan dalam atu hari dalam perusahaan itu?
Jawab
:
Agar
dicapai BEP, TR harus sama dengan TC.
TR = TC
P
x Q = TFC + (AVC x Q)
100
Q = 50.000
+ (50 Q)
100
Q – 50 Q = 50.000
50
Q = 50.000
Q = 1.000
Jadi,
pada saat perusahaan menghasilkan bakpia sebanyak 1.000buah, perusahaan akan
mencapai titik impas (BEP). Dengan catatan, semua produk yang dihasilkan laku
terjual.
Analisis
:
Pada
Q = 1.000 buah
TR = 1.000 x Rp.100,00
= Rp.100.000,00
TC = Rp.50.000 + ( 1000 x Rp.50,00)
= Rp.100.000,00
Jadi,
TR sama dengan TC.
Jika
perusahaan menghasilkan bakpia < 1.000 buah, perusahaan akan mengalami rugi,
contoh, jika :
Q = 900
buah
TR = 900
x Rp.100,00 = Rp.90.000,00
TC = Rp.50.000,00
+ ( 900 x Rp.50,00 )
= Rp.95.000,00
TR
– TC = Rp.90.000,00
– Rp.95.000,00
Jadi,
perusahaan rugi = Rp.5000,00
Jika
perusahaan menghasilkan bakpia > 1.000 buah, perusahaan akan memperoleh
laba. Contohnya jika :
Q = 1.200
buah
TR = 1.200
x rp.100,00 = Rp.120.000,00
TC = Rp.50.000
+ ( 1.200 x Rp.50,00 )
= Rp.110.000,00
TR
– TC = Rp.120.000,00–
Rp.110.000,00
= Rp.10.000,00
Jadi,
laba perusahaan adalah Rp.10.000,00
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dalam revisi makalah
teori organisasi umum ini berisi rangkuman mengenai tata cara pengelolaan biaya
macam dan jenis-jenis dari biaya maupun beberapa cara perhitungannya untuk
dapat diterapkan dalam suatu lembaga atau perusahaan juga memiliki keterkaitan
dalam pengelolaan produksi jeni-jenisnya maupun cara memproduksi nya disamping
semua pembahasan diatas terdapat beberapa tambahan materi mengenai pengertian
penerimaan, macam dan jenis-jenis penerimaan juga cara perhitungannya juga yang
dapat diterapkan juga dalam suatu lembaga atau perusahaan.
B.
SARAN
Kami hanyalah makhluk
Tuhan yang tidak lepas dari
dosa kekhilafan dan kesalahan oleh kerena itu, kami mohon kepada para pembaca
untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk makalah kami agar kedepannya makalah
kami menjadi lebih baik dan akan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
SAMUELSON,
PAUL A. 1994. PENGANTAR EKONOMI MIKRO. JAKARTA:ERLANGGA
SUDARSONO.
1983. PENGANTAR EKONOMI MIKRO. JAKARTA:LP3ES
SUKIRNO,
SADONO. 1994. PENGANTAR EKONOMI MIKRO. JAKARTA:FEUI
AHMAN,
EENG. 2004. EKONOMI KELAS X SMA. JAKARTA;GRAFINDO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar